Niger Usir 1.000 Tentara AS, Ini adalah Respons Panglima Militer Amerika

Niger Usir 1.000 Tentara AS, Ini adalah adalah Respons Panglima Militer Amerika

BERLIN Niger, di area bawah junta militer, sudah mencabut perjanjian kerja sebanding militer dengan Amerika Serikat (AS) lalu memerintahkan pasukan Washington untuk hengkang dari negara Afrika Barat tersebut.

Ketua Kepala Staf Gabungan atau Panglima Militer Amerika Jenderal Charles Brown telah dilakukan merespons pengusiran sekitar 1.000 tentaranya.

Jenderal Brown, di konferensi pers pada Jerman pada hari Selasa, mengungkapkan Amerika Serikat sedang mempertimbangkan opsi lain di area negara-negara Afrika Barat lainnya untuk menampung pasukan Amerika serta membantu operasi kontra-terorisme pasca Niger memerintahkan pasukan Washington untuk hengkang.

Menurutnya, operasi kontra-terorisme di tempat kawasan yang dimaksud dipengaruhi oleh penggulingan pemerintah Niger melalui kudeta militer tahun lalu.

“Sejak kejadian di dalam bulan Juli, hal ini berdampak pada kemampuan kami untuk menggalang kontra-terorisme dan juga ketika kami menatap masa depan, kami akan terus meninjau ke negara-negara lain pada Afrika Barat,” katanya, seperti dikutipkan The Hill, Rabu (20/3/2024).

Pada akhir pekan, junta militer di area Niger mencabut perjanjian kerja serupa militer dengan AS—pakta yang memberikan pasukan Amerika basis operasi besar untuk memerangi kelompok teroris dalam wilayah tersebut.

Junta militer Niger memerintahkan sekitar 1.000 tentara Amerika dalam negara itu untuk pergi, kemudian Pentagon minggu ini menyatakan pihaknya sekarang ini bekerja melalui saluran diplomatik untuk memberikan klarifikasi mengenai hambatan tersebut.

AS baru semata mengirimkan delegasinya pekan lalu ke Niger untuk menyampaikan beberapa jumlah kegelisahan mengenai arah tujuan negara Afrika Barat tersebut, menurut Pentagon.

Wilayah Afrika Barat telah lama mengalami banyak kudeta di beberapa tahun terakhir, termasuk dalam Mali lalu Burkina Faso, yang mana menyebabkan ketidakstabilan di dalam wilayah tersebut.

Jenderal Brown mengungkapkan pada hari Selasa bahwa terdapat “sinyal-sinyal yang digunakan beragam” dari Niger sejak perintah pencabutan pasukan Amerika, namun ia menambahkan bahwa merekan masih mempertimbangkan semua opsi.

“Kami setiap saat menciptakan rencana untuk berbagai kemungkinan,” katanya.

“Kami akan terus menimbulkan rencana kemudian mempersiapkan [untuk] tinggal atau hengkang.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *