Ombudsman Ungkap 3 Biang Keladi Kisruh Beras, Harga Terus Meroket

Ombudsman Ungkap 3 Biang Keladi Kisruh Beras, Harga Terus Meroket

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga beras hari ini kembali cetak rekor baru, baik untuk jenis premium maupun medium. Panel Harga Badan Pangan mencatat, nilai tukar beras hari ini, Awal Minggu (19/2/2024), naik Rp70 ke Rp16.090 per kg untuk jenis premium serta naik Rp90 ke Rp14.080 per kg.

Harga yang disebutkan adalah rata-rata harian nasional di tempat tingkat tukang jualan eceran.  Sepekan lalu, (12/2/2024), nilai beras premium masih di dalam Rp15.750 per kg lalu beras medium di dalam Rp13.830 per kg. Harga beras terus menanjak naik sejak Agustus 2022 lampau. Kini, tak ada lagi biaya beras Rp10.000-an per kg di area tingkat eceran.

Harga beras sekarang ini telah berjauhan melampau nilai tukar eceran tertinggi (HET) terbaru yang tersebut ditetapkan Maret 2023 lalu.

Berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023, HET beras untuk Zona 1 yang mana meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, lalu Sulawesi adalah Rp. 10.900/kg medium, sedangkan beras premium Simbol Rupiah 13.900/kg. HET beras pada Zona 2 meliputi Sumatra selain Lampung serta Sumsel, NTT, kemudian Kalimantan dipatok Simbol Rupiah 11.500/kg medium dan juga beras premium Mata Uang Rupiah 14.400/kg. Sementara dalam zona ke-3 meliputi Maluku kemudian Papua, HET beras medium sebesar Rupiah 11.800/kg, serta untuk beras premium sebesar Mata Uang Rupiah 14.800/kg.

Selain harganya yang mana terus melambung tinggi, pada masa kini perberasan di tempat pada negeri menghadapi persoalan baru. Stok beras menipis di area ritel modern. Padahal, beras yang mana dijual di area ritel modern lebih banyak patuh menjalankan aturan HET, sehingga memberikan pemeliharaan bagi konsumen. Sedangkan, beras yang digunakan dijual pada pangsa tradisional atau warung sembako miliki kesempatan lebih banyak besar mengabaikan ketentuan HET. 

Sebagai gambaran, harga rata-rata di dalam Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sejak awal bulan Februari 2024 terus menanjak ke menghadapi Rp13.500 per kg. Hari ini, Hari Senin (19/2/2024), nilai tercatat di tempat Rp14.101 per kg. Harga termurah dalam PIBC adalah Rp10.661 per kg untuk jenis IR-64 III. Sedangkan tarif termahal adalah Rp19.214 per kg untuk jenis Cianjur Kepala. Harga PIBC adalah biaya dalam tingkat peniaga atau grosiran, bukanlah tarif konsumen eceran. 

Lalu apa pemicu nilai tukar beras terus melambung tinggi lalu saat ini stoknya menipis?

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menjabarkan, ada beberapa jumlah faktor pemicu. 

Pertama, kata dia, pemerintah tak mampu melakukan mitigasi sejak awal menghindari lonjakan harga jual serta menipisnya stok beras dalam pangsa eceran. 

“Setiap tahun bulan Januari lalu Februari itu kita terus-menerus mengalami kekurangan. Apalagi ini di dalam tengah-tengah Pemilu. Kemarin juga kita mengalami El Nino. Artinya, kondisi seharusnya sudah ada dimitigasi oleh pemerintah sejak pertengahan tahun lalu,” katanya untuk CNBC Indonesia, diambil Awal Minggu (19/2/2024).

“Ombudsman menyayangkan pemerintah tidak ada mampu melakukan mitigasi sehingga kondisi ini  terjadi,” tambah Yeka.

Kedua, dia menyesalkan respons Badan Pangan Nasional (Bapanas) kemudian Perum Bulog. Sebab, jelasnya, seharusnya Bapanas maupun Bulog tak menggelontorkan beras Bulog ke pedagang. Beras yang dimaksud dimaksud adalah yang mana disalurkan lewat kegiatan stabilisasi pasokan kemudian nilai pangan (SPHP), metode operasi lingkungan ekonomi terbaru oleh Bulog. Lewat SPHP ini, Bulog menyalurkan beras cadangan pemerintah (CBP) lewat berbagai rantai pasok, seperti penjual pada PIBC, ritel modern, pasar, kemudian mitra Bulog. 

“Seharusnya beras SPHP jangan diberikan untuk pedagang. Tapi, lakukan segera operasi lingkungan ekonomi beras ke konsumen. Langsung ke masyarakat, supaya manfaatnya mampu dengan segera diterima. Datangi perumahan-perumahan, kantor-kantor kelurahan-kecamatan-desa, gelar kejuaraan operasi pangsa pada situ,” ujarnya. 

“Harga beras Bulog ini kan sangat jauh lebih banyak diskon dari biaya pasar. Saya yakin rakyat merindukan operasi pangsa Bulog model ini. otoritas jangan hanya sekali sibuk mengurusi bantuan pangan yang menyasar publik miskin. Kan rakyat kita ada juga kelompok menengah yang tersebut pada masa kini menghadapi persoalan tarif beras mahal,” tukasnya. 

Yeka mengakui, sistem operasi bursa metode lama itu akan melelahkan bagi Bulog. Namun, kata dia, perlu dilaksanakan mengingat operasi lingkungan ekonomi versi SPHP sampai ketika ini tak efektif menekan nilai beras. 

“Memang capek, tapi kan dulu Bulog sudah ada pernah melakukan itu,” ujarnya.

Apalagi, lanjutnya, tidak ada pada semua gerai ritel modern beras SPHP tersedia. Terbukti, imbuh dia, sebagian besar warga sekarang ini membeli beras di dalam toko sembako. Akibatnya, permintaan pada warung sembako-pasar tradisional masih tinggi, menyebabkan laju kenaikan nilai tak terkendali. 

“Sudah berapa lama nilai beras terus naik? Bahkan saat ini ada yang mana telah jual Rp20.000 per kg,” ujarnya.

Ketiga, lanjut Yeka, stok beras di dalam PIBC saat ini patut dipertanyakan. Seharusnya, kata dia, dengan sikap stok beras dalam PIBC-Food Station ketika ini, kelangkaan pada beberapa jumlah titik bisa jadi dicegah.

“Coba cek stok pada Food Station Cipinang saat ini. Kita lihat pemasukan itu sekitar 3.000 ton, tapi pengeluaran bulan lalu semata-mata sekitar 2.200 ton. Pertanyannya, mengapa Cipinang tak menggelontorkan semua beras yang digunakan masuk? Kalau misalnya ada 34.000 ton, seharusnya besar yang digunakan dikeluarkan itu bisa jadi dinaikkan jadi 2 kali lipat pada waktu ini. Kan sebentar lagi telah masuk musim panen,” ungkapnya.

“Beras pada Cipinang jangan ditahan dong. Itu namanya sangat bukan peka terhadap kondisi warga pada waktu ini yang tersebut telah kesusahan akibat kenaikan biaya beras,” cetus Yeka.

Karena itu, kata Yeka, Ombudsman menyarankan pemerintah segera mengguyur bursa konsumen dengan operasi lingkungan ekonomi beras Bulog. Dan memacu agar aliran beras dari Cipinang semakin sejumlah dengan laju lebih banyak cepat. 

“Ini juga yang dimaksud menyebabkan SPHP yang disalurkan lewat peniaga jadi tiada efektif. Karena beras pada Cipinang itu banyak. Keluarkan beras dari Cipinang dengan besar lebih besar banyak, 2 kali lipat, misalnya jadi 4.000-6.000 ton (per hari),” katanya.

“Di ketika bersamaan, mulai siapkan langkah mitigasi ke depan. Termasuk mendatangkan beras impor dengan biaya terjangkau. Hal ini menyangkut diplomasi,” tegas Yeka.

Jokowi tinjau dengan segera Pasar Induk Beras Cipinang, Kamis (15/2/2024). (Detikcom)Foto: Jokowi tinjau secara langsung Pasar Induk Beras Cipinang, Kamis (15/2/2024). (Detikcom)
Jokowi tinjau secara langsung Pasar Induk Beras Cipinang, Kamis (15/2/2024). (Detikcom)

Posisi Stok Beras di area PIBC

Mengutip situs resmi PIBC, pada waktu ini tersedia stok sebanyak 35.069 ton. Naik 20,5% dibandingkan sebulan lalu, kemudian lebih tinggi tinggi 122,8% dari sikap stok tahun lalu di tempat periode sama.

Disebutkan, sumber pasokan beras ke PIBC terbanyak berasal dari Bulog, yaitu 65%. Dan 57,05% beras dari PIBC dipasok ke wilayah DKI Jakarta.

Per 18 Februari 2024, tercatat ada 1.479 ton beras yang digunakan masuk ke PIBC. Di ketika yang sama, belaka 747 ton beras yang mana pergi dari dari PIBC.

Ini adalah penyaluran terendah ketiga sejak awal Februari 2024. Pada tanggal 14 Februari 2024 tiada ada pengeluaran, lalu tanggal 4 Februari belaka ada 405 ton beras yang digunakan dikeluarkan.

Pengeluaran tertinggi terjadi pada tanggal 15 Februari 2024, mencapai 3.800 ton. 

Selain memasok beras ke DKI Jakarta, PIBC juga mengirim beras ke wilayah lain. Diantarnya ke Tangerang 9,12%, lalu antarpulau 8,83%, juga ke Bogor sebanyak 6,36%

Artikel Selanjutnya Kata Pedagang, Stok Beras di area Pasar Cipinang Tak Ideal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *