IHSG Loyo Kena Aksi Profit Taking, 7 Saham Big Cap Jadi Pemberat

IHSG Loyo Kena Aksi Profit Taking, 7 Saham Big Cap Jadi Pemberat

Jakarta – Skala Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Mulai Pekan (19/2/2024), pada mana pemodal nampaknya mulai merealisasikan keuntungannya pasca dua hari sebelumnya bergairah.

IHSG ditutup melemah 0,53% ke tempat 7.296,7. IHSG kembali menyentuh level psikologis 7.200, pasca sempat menyentuh level psikologis 7.300.

Nilai kegiatan indeks pada perdagangan hari ini mencapai sekitar Rupiah 10 triliun dengan melibatkan 17 miliaran saham yang diperdagangkan sebanyak 1,2 jt kali. Sebanyak 198 saham menguat, 336 saham melemah, lalu 242 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor komponen baku menjadi pemberat terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 1,49%. Selain itu, sektor konsumer non-primer juga menjadi pemberat IHSG yakni sebesar 1,39%.

Beberapa saham juga memperberat (laggard) IHSG pada hari ini. Berikut saham-saham yang dimaksud menjadi laggard IHSG.

Emiten Kode Saham Indeks Poin Harga Terakhir Perubahan Harga
Bank Rakyat Indonesia (Persero) BBRI -5,82 6.100 -0,81%
Bank Central Asia BBCA -5,13 9.875 -0,75%
Bank Mandiri (Persero) BMRI -4,53 7.150 -0,69%
Bank Negara Indonesia (Persero) BBNI -4,53 5.875 -2,08%
Astra International ASII -3,37 5.125 -1,44%
Adaro Energy Indonesia ADRO -3,30 2.430 -3,57%
Amman Mineral Internasional AMMN -2,52 7.825 -0,95%

Sumber: Refinitiv

Empat saham bank raksasa terpantau menjadi penekan IHSG pada hari ini, dengan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi penekan terbesar atau top laggard pada hari ini yakni mencapai 5,8 indeks poin.

IHSG berbalik arah ke zona merah, setelahnya dua hari sebelumnya sempat menguat. Bahkan pada perdagangan Kamis pekan lalu, IHSG sempat meningkat pesat cukup tinggi. Hal ini pun menyebabkan pemodal cenderung merealisasikan keuntungannya, sehingga menghasilkan IHSG pun terkoreksi.

Sebelumnya pada Kamis pekan lalu, IHSG ditutup melonjak 1,3% dan juga menyentuh kembali level psikologis 7.300. Melesatnya IHSG disebabkan akibat pemodal cenderung menyambut baik dari unggulnya pasangan calon (paslon) Prabowo-Gibran di polling hitung cepat atau quick count.

Hingga pada waktu ini saja, paslon Prabowo-Gibran masih unggul di area enam pollingquick count, dengan rata-rata mencapai 59%.

Dengan hasil sementaraquick counttersebut, maka penanam modal berharap bahwa Pilpres kali ini dapat berlangsung hanya saja satu putaran.Dengan begitu, tekanan urusan politik domestik pun semakin mereda.

Di lain sisi, penanam modal juga cenderung wait and see menanti tindakan suku bunga Bank Indonesia (BI) pada Rabu mendatang.

Hingga ketika ini, BI diperkirakan masih akan menahan suku bunga acuannya dikarenakan mengawasi kondisi suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) yang tersebut masih ditahan di rapat terakhir.

Apalagi, The Fed diprediksi belum akan memangkas suku bunga acuannya pada waktu dekat.

Untuk diketahui, pada rapat Januari lalu, BI memutuskan untuk menahan suku bunga di tempat 6% sebab sebagai langkah konsistensi BI menjaga stabilitas sektor ekonomi serta keuangan, dalam sedang masih bergejolaknya ketidakpastian perekonomian global. Seiring dengan upaya untuk menjaga kinerja pertumbuhan kegiatan ekonomi domestik pada tahun ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah hasil jurnalistik dalam bentuk pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidaklah bertujuan meminta pembaca untuk membeli, menahan, atau mengirimkan produk-produk atau sektor penanaman modal terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak ada bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang mana timbul dari kebijakan tersebut.

Artikel Selanjutnya Habis Cetak Rekor IHSG Balik Lesu, Saham Ini adalah Biang Keroknya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *